Pembangunan masjid di Amerika Serikat (AS) setelah tragedi serangan
9/11 semakin meninggalkan tradisi bangunan masjid yang konvensional:
menggunakan menara dan kubah.
Profesor Studi Islam di American University di Washington DC, Akbar
Ahmed, salah satu ahli dalam dunia Islam kontemporer mengatakan, usai
tragedi 9/11 mustahil membangun masjid di AS seperti masjid layaknya di
negara Muslim, karena akan memunculkan kontroversi di masyarakat AS.
"Pada saat itu adalah waktu yang buruk untuk arsitektur Islam," kata
Ahmed, yang juga mantan duta besar Pakistan untuk Inggris dalam laman BBC,
Selama berabad-abad, kubah dan menara masjid telah menjadi ikon yang
terintegrasi dari arsitektur masjid di seluruh dunia. Tapi sekarang,
masyarakat Muslim telah mengembangkan konsep baru dalam desain tempat
masjid yang lebih modern.
Menurut direktur dewan urusan masyarakat Muslim Washington DC, Haris
Tarin, identitas Muslim di AS sekarang tidak bisa didasarkan pada simbol
semata. "Identitas Muslim ini harus ditunjukkan bahwa Anda adalah
bagian dari komunitas Muslim, sesuatu yang lebih besar daripada Anda,"
jelas Tarin, ketua Pendiri Ihsan Center di San Fernando Valley,
California.
Masjid Ihsan Center dibuka 2011 lalu. Masjid yang memiliki program
komunitas perempuan dan masyarakat muda Muslim ini pun tampil polos dan
tanpa menara.
Selain Masjid Ihsan Center di San Fernando, California, masjid yang
direncanakan memiliki desain arsitektur modern juga adalah masjid di
Manhattan. Pendirian masjid dan pusat komunitas Muslim Manhattan ini
sempat memicu protes di masyarakat AS.
Ini karena kedekatannya dengan lokasi serangan teror 11 September
2001, yang dianggap sebagai lambang dari identitas Muslim-Amerika.
"Perencana masjid di lokasi Park 51 akhirnya menolak kubah dan menara,"
kata Maryan Eskandari, mantan direktur dari American Institute of
Architects, yang juga arsitek masjid ini.
Sumber : Replubika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar